Sunday, April 8, 2012

Bukan Kisah Sangkuriang

Sebenarnya salah satu hal yang memicu kenapa aku ingin menulis blog ini adalah kejadian semalam yang membuat aku ingin berteriak saking betenya. Tapi masalahnya : Cerita ke siapa????


Awalnya dari topi.


Saat aku membeli baju renang untuk outing hari ini di Senggigi, Ponk ngotot membeli sebuah topi.
Topinya sih cute. Ponk juga cute.
Tapi Topi dan Ponk bukan perpaduan yang bagus karena itu membuat dia kelihatan seperti berumur 16 tahun dan di sebelahku dia menjelma jadi mirip anak remaja yang sedang jalan-jalan dengan Mamanya. Sialan.


Malam itu terbukti juga akhirnya.


Saat menunggu taksi, pasangan di sebelah kami dengan 2 anaknya yang masih kecil juga sedang menunggu taksi. Dasar aku si Peri Baik Hati tapi bego, taksi yang datang kemudian aku serahkan pada mereka supaya mereka bisa cepat pulang dengan anak-anaknya. 
" Kasihan anak-anaknya, Pak. Silahkan pakai duluan taksinya."
Dengan sumringah, si Bapak membuka  pintu taksi dan tersenyum pada kami berdua.


Bapak-Bapak Polos Rese : " Makasih ya, Mas. Makasih ya, BU!! "


HELLO, PAK!!! KAMI PEGANGAN TANGAN NIHHH!!
Masa juga sih kita Ibu dan Anak???????


Rasanya pengen nyuruh si Bapak dan keluarganya untuk turun dari tuh taksi.
Gak rido!!! :((


Berawal dari topi, diakhiri dengan taksi :(










Note : Aku merasa harus berterima kasih kepada Ponk yang kelihatan cukup sering berpura-pura tidak mendengar/melihat kalau ada orang yang mempertanyakan kami, baik dari cara memandang dengan tatapan aneh, bertanya langsung atau kelihatan berasumsi tidak-tidak.




Ponk menatapku saat aku mengomel panjang lebar malam itu dan berkata dengan suara manja kekanakkannya, " Kan, aku udah bilang aku gak mau pake celana pendek.. aku kelihatan kayak anak kecil jadinya..."




Bukan celana pendeknya aja, Ponk.
Topi tuh topi!!! >.<





Beda Kebutuhan




Aku : " Sayong, liat kamera tuh."
Ponk : *dalam hati* " Apaan sih, aku mau maen BB."



Saturday, April 7, 2012

So Here We Are

Mungkin aku memang paling pinter pas sedang nongkrongin toilet. Pagi ini selesai menunaikan kewajiban rutin, aku menongolkan kepala keluar dari kamar mandi dan berteriak pada Ponk yang sedang diam-diam ingin menyelinap tidur lagi tapi takut akan konsekwensinya kena semprot aku yang kalau pagi sebelum ngopi pasti resenya 12 kali lipat.


Aku : " Sayooong? Aku mau bikin blog lagi ya?"
Ponk (suara ngantuk pura-pura ceria) : " Bikin aja." " Tentang apa?"
Aku : " Aku mau cerita tentang kita, boleh?"
Ponk : " Ya boleh dong."
Aku : " Tapi kamu harus rela kalau aku nulis sesuatu yang bikin malu kamu."
Ponk (horror) : " Okay, terserah Sayang saja."
Aku : " Deal." " Asikasik."


Sementara Ponk sedang sibuk membagi pikiran antara ngantuk, panik, pengen ngerokok, lapar dan mungkin pengen boker, aku sibuk merancang apa yang mau aku tulis di blog baru ini.


Hubungan kami masih baru, umurku 39, pengangguran, baru saja bercerai dengan 3 anak yang semuanya ikut mantan suami.  Ponk adalah mahasiswa Fakultas Hukum (semester berapa, agak remang sebenarnya) yang entah kenapa nasibnya kok ketemu dan jatuh cinta pada janda pecicilan seperti aku yang kadar gokilnya kadang melebihi dia yang baru saja jebol usia remaja.


Aku ingin bercerita tentang hari-hari kami. Apa saja yang kami lalui.
Jadi apapun yang pembaca ingin tau, akan dibahas dalam blog ini dalam cerita acak tanpa kronologi sistematik yang semoga masih bisa dimemengerti.


Mari kita lihat apakah isi tulisan aku secerdas yang aku pikir.
Oya, aku juga akan membujuk Ponk untuk berkontribusi dalam blog ini.
Semoga pembaca mengerti tulisannnya yang sering salah eja dan tanpa spasi.